Pages

Kamis, 16 Juni 2011

Miss You Mom

Bunda

By : Melly Goeslaw
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Reff
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Nada - nada yang indah
Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci

Telah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Back To Reff

Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan selalu ada di dalam hatiku

Rindu itu datang tiba-tiba. Sesak, berat dan penat. Tiba-tiba aku ingin bertemu dengannya. Ibu, apa kabarmu? Apakah kamu baik-baik saja di sana?  Lama tak bertemu, aku rindu.

Entah sudah berapa lama aku tak memanggil seseorang dengan panggilan ibu, mak, mama, bunda. Aku juga sudah lupa kapan terakhir kali aku dipeluk dan digendongnya. Ia telah meninggalkan dunia fana 24 tahun yang lalu, saat aku baru berusia 6 tahun 6 hari. Kanker telah merenggutnya dari kami sekeluarga. 

Hanya bayang samar yang mampu kuingat tentangnya. Sosok lembut yang menggendongku waktu aku masih sangat kecil. Yang dengan sabar menghadapi kelakuan putri kecilnya yang nakal dan sangat keras kepala. Putri kecilnya yang sangat ingin tahu, penasaran dan sok tahu. Yang berpikir kalau yang namanya ‘cuci foto’ itu bisa pakai detergent. Anak berusia 4 tahun yang keras kepala dan sok tahu hingga berani memotong rambutnya sendiri hingga hampir habis seluruh rambut di kepala. Anak umur 4 tahun yang kekaguman dan rasa ingin taunya yang besar terhadap gunting berhasil menghancurkan gordeyn, seprai dan barang-barang lain di rumah yang berbahan  kain menjadi kain perca. Balita yang sudah bisa mulai penuh berpuasa, menulis, menghitung dan membaca. Anak kecil  yang karena rasa ingin tahu yang luar biasa suka memperhatikan hal-hal yang menarik buatnya : jempol kaki, lubang-lubang kecil di tanah dan di pohon. Anak perempuan yang sering sekali menghilangkan anting-anting yang dipakainya. Karena ia lebih sering bermain dengan anak-anak laki-laki. Ia tak tertarik permainan anak-anak perempuan seusianya, sebaliknya malah lebih tertarik bermain gundu, mengintili kakak laki-lakinya main layang-layang, mobil-mobilan atau bermain bola.

 Ibu, aku rindu.

Kadang aku terpikir, andai bunda masih ada. Mungkin semuanya akan menjadi berbeda. Aku tidak akan tumbuh jadi seperti aku yang sekarang. Akan ada orang yang mengajariku kelembutan hati dan kasih sayang. Akan ada yang menunjukan padaku bagaimana caranya menunjukan perasaan dan sayang kepada orang lain. Juga akan ada yang mengajariku hingga mengerti perhatian dan perasaan orang lain. Bukan aku yang kaku, keras dan tak jelas. Ajari aku kelembutan hati. Ajari aku bagaimana mencintai dan menyayangi. Aku ingin bisa menyayangi tanpa harus saling menyakiti. Ajari aku bagaimana seharusnya bersikap sebagai seorang perempuan. Ajari aku kelembutan dan budi pekerti. Ajari aku kerapihan dan keteraturan. Ajari aku..

Andai bunda masih ada, aku akan punya teman bercerita masalah apapun juga. Tanpa takut dimarahi, dibenci dan dihindari. Aku bisa bercerita padanya tentang cinta, cita-cita dan mimpi. Akan ada yang menasihati dan memberikan petuah-petuah bijak. Akan ada tempat aku menangis keras saat patah hati dan putus cinta. Akan ada tempat aku berbagi saat aku bahagia ataupun jatuh cinta. Akan ada yang menenangkanku saat marah dan emosi menguasai hati. 

Tapi sudahlah.. aku hanya bisa berandai-andai. Nyatanya, bunda telah tiada. Tuhan lebih menyayanginya hingga ia memanggilnya terlebih dahulu. Yang bisa kulakukan hanya belajar dan menjalani hidup. Menikmati hidup dan melakukan yang terbaik yang aku bisa. Menjadi orang yang lebih baik, lebih tegar dan kuat. Berjuang meraih mimpi dan asa serta berusaha untuk menjadi lebih berguna bagi manusia dan semesta.

Ibu, aku rindu. Semoga kau bahagia di alam sana bersama-Nya. Tuhan, aku titip ibu ya. Jangan biarkan ia sedih dan menderita karena tingkah laku kami anak-anaknya. Bantu kami Tuhan, kuatkan hati dan jiwa kami. Bantu kami agar tetap tegar dalam menjalani hidup untuk meraih bahagia. Amiin.

Balikpapan, 16 Juni 2011

Rabu, 01 Juni 2011

Koko dan Kaka

Kutatapi wajah mereka satu per satu. Ada rasa yang berbeda dari terakhir kali melihat mereka. Datar dan biasa saja. Tak ada lagi kesal dan juga amarah. Aku bisa menyentuhnya lagi, memeluknya dan menjadikan mereka teman tidurku setiap hari.
Koko dan kaka. Melihat mereka, tak ada lagi ingat dan rasa yang membuatku kesal. Semuanya telah hapus dan terkubur. Bersamaan dengan rasa dan kepercayaan yang telah layu lantas mati. 

Koko dan kaka. Kini, aku bisa melihat mereka sebagai mereka. Bukan karena siapa pemberinya.

Koko dan kaka. Aku senang bisa berdamai dengan mreka. Karena paling tidak, aku sudah bisa mulai berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu.

Koko dan kaka. Selamat datang kembali. Sekarang aku kenalkan pada Kitty yang ada di sini. Nanti akan aku kenalkan kalian pada Baddy, Barnie serta keluarga besar Barbie :)

Koko dan kaka. Maafkan aku kalau dulu aku sempat berniat membuangmu di jalan atau memberikan pada sembarang orang. Maafkan aku kalau kalian pernah jadi korban pelampiasan kekesalan, kemarahan dan sakit hatiku pada si pemberi kalian. Kalian kutendang-tendang, kuinjak-injak, kulempar-lempar bahkan kujadikan seperti boneka voodoo :p Padahal itu bukan salah kalian. Tapi orang yang dipenjara :D

Koko dan Kaka. Aku suka kalian. Boneka koala dan kanguru lucu, imut, menggemaskan dan tak berdosa. Welcome back.

Balikpapan, 30 Mei 2011