Minggu, 24 Juni 2012 sekitar
pukul 8 pagi kami berangkat dari terminal bis Puduraya menuju Penang. Tarif bus
RM 39/orang. Seharusnya jam 1 kami sudah sampai di Penang, akan tetapi karena
jalan raya yang macet terutama jalur untuk keluar kota KL, kami baru sampai di
Penang sekitar jam 2 siang. Lalu kami melanjutkan naik CAT free shuttle bis dari pool bis ke Tune Hotel Penang. Lagi-lagi kami
memanfaatkan harga promo di hotel tersebut. Karena kami cukup membayar RM17 per
malam. Murahnya!
Penang adalah sebuah pulau yang
cukup luas dan memiliki beberapa atraksi wisata. Tetapi yang kami fokuskan pada
kesempatan ini adalah area kota tua dan George Town. Kami tidak tertarik wisata
pantai di sini karena setelah ini kami akan puas berlaut dan berpantai ria di
Thailand Selatan. Seperti Melaka, kota George
Town bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. Cukup dengan bermodalkan peta kita
bisa berkeliling area ini. Ada berbagai chinesse
temple di sini, juga ada Masjid Kapitan Keling dan Sri Mariamman Temple.
Kita juga bisa mengunjungi Cheong Fatt Tze Mansion, Penang Museum dan Pinang Peranakan museum. Kami juga mengunjungi
markas Pejuang Revolusi China Sun Yat Sen di pulau Penang. Banyak bangunan tua
rapi dan terawat baik di area ini. Pantas saja diberi predikat world heritage
site oleh UNESCO. Lagi-lagi saya jadi berpikir, andai kawasan kota tua Jakarta
dan di kota-kota lain di Indonesia ditata dan dirawat dengan baik pasti akan
menarik wisatawan lebih banyak.
Kata orang, Penang adalah
surganya kuliner. Maka kami mecicipi beberapa panganan di sini. Mulai dari laksa
penang, rujak penang, cendol, etc. rasanya.. hmm.. tergantung selera yang makan
sih. Tapi, buat lidah saya agak aneh, terutama rujaknya. Karena rujak buah
disini ditaburi bubuk ikan. Kurang cocok dengan lidah saya. Dan karena selama
di Singapore dan Malaysia kami sering makan makanan berkari ala melayu yang
berbumbu tajam, akibatnya kami rasakan di sini. Gangguan pencernaan mendera ! Saya
harus bolak balik toilet saat
menemukannya di Port Cornwalis. Alhasil, kami (terutama saya) jadi tidak
menikmati berkeliling kota dan mengambil foto dan harus segera pergi ke pusat
kota mencari tiket minivan menuju Krabi untuk esok hari. Kapok kebanyakan makan
kari. No Curry in My Life, kecuali
kalau terpaksa. Ujung-ujungnya kami malah makan di restoran fast food di kota yang
katanya surga makanan ini. Ironis!
Oh ya, di Penang, banyak bangunan
yang gratis untuk dimasuki. Makanya kami dengan santai saja memasuki Port
Cornwalis, kami kira gratis juga. Kami baru sadar kalau ada ticket booth setelah kami keluar dari
sana. Jadinya kami masuk gretongan deh. Ho3x.. Ya maaf, habis ticket booth nya tidak di pintu masuk
sih. Jadi tidak ketahuan *ngeles.com*.
0 komentar:
Posting Komentar