Pagi hari kami habiskan dengan
berleyeh-leyeh di pantai. Saya membayangkan suara musik dan seandainya ada
matras, mungkin saya akan latihan yoga di tempat. Menikmati keindahan alam dan
suasana damai yang sayangnya belum mampu kami abadikan melalui photo secara
sempurna. Jadi yang bisa kami lakukan adalah menikmatinya untuk disimpan di
dalam memori, di dalam hati dan memori.
Baru pada pukul 10 pagi minivan
menjemput kami untuk kembali ke Krabi. Di dalam minivan ada beberapa penumpang
lain selain kami, semuanya bule. Dan semuanya gosong dengan kulit merah.
Semuanya terlihat bahagia dan bangga dengan warna kulitnya.
Kami sampai di Krabi Town sekitar
jam 1 siang. Kami memutuskan berjalan-jalan di Krabi town sebelum kembali ke Ao
Nang. Kami mengujungi Wat Kao Museum, Krabi Contemporary Art Museum,
Kaewkorawaram Temple dan tugu kepiting. Nama kota Krabi ternyata berasal dari
Kepiting = Crab. Entah kenapa kota ini dinamakan demikian, yang pasti ada
kaitannya dengan kepiting *ngasal.com*.
Berkeliling kota Krabi Town ini
adalah salah satu cara kami ‘break’ sejenak dari berlaut ria. Untuk menghindari
kejenuhan karena sudah beberapa hari kami terus main di laut. Di krabi town ini
juga kami menemukan sup iga ala Thailand yang maknyus banget. Segernya poll. Padahal
kami hanya makan di warung pinggir jalan biasa (bukan restoran). Harganya pun
murah. Dalam hal makanan dan harga ini, I love Thailand.
Sore menjelang, kami akhirnya
kembali ke hotel di Ao Nang untuk (lagi-lagi) bersantai. Di hotel tempat kami
menginap ada fasilitas kolam renang dan tempat gym. Jadi kita bisa memanfaatkan
fasilitas-fasilitas ini di waktu senggang. Bayangkan bagaimana rasanya berenang
di kolam renang yang tepat ada di bawah tebing dengan latar belakang suara
alam. Ajib ….
0 komentar:
Posting Komentar