Minggu, 02 Agustus 2009
Again? And Why?
Hari ini, sama seperti hari -hari minggu sebelumnya, i do nothing. hari bermalasan sedunia. hanya tidur, makan, nonton tv, nonton dvd dan tidur lagi. Saat sedang menonton discovery channel, saya dikejutkan oleh sebuah iklan cara tv "enigmatic malaysia". bukan karena judulnya. Yang membuat saya terheran-heran adalah di iklan itu menunjukan wanita dengan pakaian ala bali- dengan pose sedang menari tarian bali (Tari Pendet). Dengan latar khas pura di bali terpampang di sana. Tidak hanya itu, di awal dan di akhir juga ditampilkan wayang kulit - yang khas Jawa dan Yogyakarta, pria dengan dandanan ala dayak dan papua juga dipampang di sana. Satu pertanyaan langsung menggelitikku. Apakah Bali, wayang, budaya Dayak dan budaya orang Papua diclaim sebagai "Malaysia" -ish. OMG. Masa? Lagi-lagi? Again? Dan acara ini ditayangkan oleh TV kabel sekelas Discovery channel? Yang pastinya akan ditonton jutaan orang di asia dan dunia. Apa yang akan mereka pikirkan? Jangan-jangan nantinya warga dunia akan mengenal Bali, wayang, budaya dayak dan budaya orang papua sebagai khas Malaysia. Bukan Indonesia. Karena walaupun bali terkenal seantero dunia, banyak warga dunia yang tidak tahu kalau itu berada di Indonesia. Mereka hanya tahu Bali, bukan Indonesia. Teringat cerita seorang teman yang pernah mengatakan ada situs negeri tetangga yang menyatakan kalau "Bali is the island of Malay".
Tanpa bermaksud mengungkit kembali klaim-klaim negeri jiran sebelumnya terhadap budaya kita. Mulai dari batik, angklung, reog, dan masih banyak lagi. Bukan pula bermaksud membuat kita jadi anti malay seperti halnya orang-orang sebangsa kita disebut Indon - sebuah julukan yang terkesan merendahkan dan meremehkan- di negeri yang katanya saudara dan jiran tetangga kita ini. Tetapi inilah faktanya. Sudah berapa banyak budaya dan asset-aset kita yang diklaim pihak lain?? Belum lagi kasus ambalat, pulau-pulau dan daerah perbatasan, dll. Belum lagi sebuah tanda tanya besar kenapa seorang teroris yang jelas-jelas tidak berkewarganegaraan Indonesia malah terus menyebar teror di negeri ini? Membombardir di negeri orang lain. Bukan di negerinya sendiri? Kalau memang seperti yang banyak diberitakan. Kaum terorist banyak mengincar tempat-tempat berkumpulnya kaum expat, kenapa harus di Indonesia? Padahal di negeri asalnya jauh lebih banyak kaum expat berseliweran dan berkuasa. Pertanyaannya kenapa? Darimana para teroris itu mendapatkan dana? Apakah benar dari Al Qaeda? Atau......???
Kembali ke soal budaya kita yang banyak diklaim, itu seharusnya membuat kita sebagai pemilik dan pewaris kebudayaan-kebudayaan tersebut membuka mata. Sama seperti kita juga harus menjaga asset dan harga diri kita sebagai bangsa. Kita juga harus menjaga budaya kita. Jangan sampai kita kehilangan budaya dan jati diri kita sendiri. Akan sangat ironis kalau budaya kita dihargai di negara lain. Dan berpotensi "diklaim" pihak lain. Sementara kita kehilangan akar budaya dan masyarakat kita sendiri. Seharusnya ini membuat kita malu.
Di lain pihak kita juga bertanya kenapa negara-negara tetangga bisa jauh lebih berkembang dari kita. Kita punya SDA yang melimpah. budaya yang beraneka ragam, alam yang luar biasa indah. Pertanyaannya kenapa mereka bisa, tetapi kita tidak? Kenapa saluran TV sekelas discovery channel dan national geographic mau menayangkan acara semacam "enigmatic malaysia, history of singapore, sparkling korea, fun taiwan, colorfull india, dan semacamnya. Kenapa tidak 'multuculture Indonesia"? atau Indonesia: Unity in Diversity. Padahal acara-acara semacam ini dapat menjadi sarana promosi dan bisnis yang potensial. Lagi-lagi pertanyaannya kenapa?
Banjarmasin, 1 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar