Pantaskah Kita?

Gema takbir berkumandang menandai telah perginya bulan suci Ramadhan. Rasa yang campur aduk. Bahagia menyambut hari raya, sekaligus sedih karena telah berpisah dengan Ramadhan. Akankah kutemui Engkau lagi Wahai Ramadhan? Apakah Ramadhanku kali ini telah bisa membuatku menjadi Umat-Nya yang lebih baik? Atau malah hanya sebuah kesia-siaan belaka yang kudapat? entahlah, Hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Aku tak mau menghitung apalagi mengira. Karena ibadah bukanlah sebuah niaga.

Apakah kita beribadah hanya karena kita menginginkan surga-Nya atau karena kita takut akan neraka-Nya? Lantas berlombalah kita demi beratnya timbangan di sisi amal kita. Beribadah dengan menghitung untung rugi dan timbangan amal dan takwa. Pantaskah kita?

Ibadah bukanlah niaga. Dan Tuhan tidak butuh kita untuk menyembah-Nya. Tetapi kitalah yang butuh Dia. Pantaskah kita? Belum lagi dengan sombongnya, terkadang kita- manusia- meninggikan diri dan golongan sendiri lantas merendahkan orang dan golongan lain, bahkan “mengkafirkan” mereka. seakan-kita kitalah dan golongan kita sajalah yang paling benar sedangkan yang lain tidak. Pantaskah kita? Atas nama Tuhan dan agama manusia bertindak semena-mena, mengobarkan perang dan kebencian serta menginjak-injak kemanusiaan. Pantaskah kita? Dengan menjual agama, manusia merendahkan manusia yang lainnya. Pantaskah kita? Jadi teringat sebuah lagu...

Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada

By: Ahmad Dhani & Chrisye

Apakah kita semua
Benar-benar tulus
Menyembah pada-Nya
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka
Dan inginkan surga

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepada-Nya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya

Bisakah kita semua
Benar-benar sujud sepenuh hati
Kar'na sungguh memang Dia
Memang pantas disembah
Memang pantas dipuja


Pantaskah aku merayakan hari raya nan fitri ini? Apakah benar aku telah menang dan kembali fitri? Entahlah, manusia hanya bisa berusaha. Ikhlaslah. Serahkan semua hanya kepada-Nya.

Jakarta, 10 September 2010