“Cinta itu anugrah, maka berbahagialah. Karena kita sengsara bila tak punya cinta…” (Doel Soembang)
Beberapa hari terakhir, entah kenapa di chatt room gerombolan skypers sedang hot-hotnya dibahas tentang cinta. Kalau versi Imam, satu kata cinta. C.I.N.T.A
Cinta. Apa sih itu cinta? Kalu bicara tentang hal satu ini, setiap orang bisa punya pendapat yang berbeda. Tergantung pemahaman dan pemaknaannya sendiri tentang cinta. Ada yang bilang kalau cinta itu logis, dari dulu hingga sekarang. Ada yang bilang cinta itu tak bisa didefinisikan, karena semua kembali kepada naluri. Ada yang bilang cinta adalah komitmen untuk terus bersama baik dalam suka dan duka.
Kalau menurut Kahlil Gibran “cinta mengarahkan manusia pada Allah, dan karena cinta pula Allah mempertemukan diri-Nya kepada manusia. Lantaran itu dalam pandangan Gibran cinta sesungguhnya adalah cinta atas nama Allah dan cinta kepada Allah itu sendiri, karena segala sesuatu adalah pantulan dan imanensi dari Sang Mahacinta. Cinta kepada yang lain selain Allah, tetapi atas nama dan di dasarkan pada Allah akan membawa manusia dan alam semesta kepada persekutuan dengan Allah” (Cinta Keindahan Kesunyian, Yogyakarta, Bentang Budaya, 1999, hal. 72-74).
Menurut tante Wiki “Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.”
Sedangkan menurut Mario Teguh “ Cinta sejati bukan pada yang dicintai, tetapi pada yang mencintai.
Intinya, beda kepala beda pemahaman tentang cinta. So how about me? Well, menurut saya cinta itu… hmmm…apa ya? Cinta itu perasaan yang unik terhadap seseorang/ sesuatu. Karena cinta banyak macamnya, khusus cinta terhadap lawan jenis (atau sesama jenis untuk orang-orang tertentu), cinta itu biasanya menggebu-gebu diawal, kenginan untuk memiliki dan takut kehilangan, lantas berubah menjadi lebih lembut, keinginan untuk memberi di pertengahan, dan kalau tidak bisa dijaga dan dipertahankan bisa layu terus mati. Atau malah sebaliknya bisa terus ada dan berkembang dengan adanya sebuah komitmen dan kesetiaan. Keinginan saling berbagi dan memberi, saling menjaga dan mengayomi serta menerima pasangan apa adanya ia, baik dan buruknya. Karena tak ada cinta yang sempurna, yang ada hanyalah bagaimana kita menerima dan mencintai seseorang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna.
Cinta jauh lebih dalam daripada sekedar simpati, kekaguman atau bahkan kasihan. Cinta itu berbeda dengan persahabatan, kedekatan ataupun perasaan nyaman dan kepercayaan. Memang, semua itu bisa menumbuhkan cinta, tetapi itu bukanlah cinta.
Whatever people said, cinta itu hanya bisa dirasakan dan dimengerti oleh yang merasakan. Cinta itu tak perlu didefinisikan, tetapi hanya bisa dirasakan. Cinta itu tak butuh alasan maupun penjelasan. Karena cinta hanya kan jadi cinta saja. Sesederhana itu, sekaligus juga sekompleks itu.
Jakarta, 30 September 2010
0 komentar:
Posting Komentar