"Jangan pernah berhenti bermimpi, karena tanpa itu, manusia akan mati" (Kartini dalam Habis Gelap Terbitlah Terang)
Aku bermimpi. Ingin terbang bebas tanpa perduli pada bumi. Bebas bermimpi, merdeka bercita-cita. Tetapi, bisakah aku menjadi pemimpi sejati? Yang egois tak perduli hal lain selain mimpinya sendiri. Idealis naif yang tak perduli orang lain dan kepentingannya sendiri. Yang mengorbankan semuanya, bahkan dirinya sendiri. Waktu, kepentingan, kesehatan dan juga perasaannya sendiri.
Aku bermimpi. Ingin terbang bebas tanpa perduli pada bumi. Bebas bermimpi, merdeka bercita-cita. Tetapi, bisakah aku menjadi pemimpi sejati? Yang egois tak perduli hal lain selain mimpinya sendiri. Idealis naif yang tak perduli orang lain dan kepentingannya sendiri. Yang mengorbankan semuanya, bahkan dirinya sendiri. Waktu, kepentingan, kesehatan dan juga perasaannya sendiri.
Aahh.. aku tak mau seperti itu. Karena itu sama saja merugikan diri sendiri. Untuk apa dan siapa mimpi itu kukejar? Kalau mimpi itu sudah tercapai akan kupersembahkan pada siapa? Akan dirayakan dan dinikmati bersama siapa? Hanya dengan diri sendiri dan berteman dengan sepi?
Aku terlalu egois dan narsis hingga tak rela merugikan diri sendiri. Aku terlalu cinta diri sendiri sampai tak bisa tak perduli. Pada diri sendiri dan juga orang-orang dan hal-hal yang buatku berharga dan berarti. Karena aku sadar, aku hanya manusia biasa yang tak bisa hidup sendiri. Aku ingin terbang jauh dan tinggi tapi tetap punya tempat untuk pulang ke bumi.
Aku ingin tetap menjadi seorang pemimpi, tapi pemimpi yang manusiawi.
(Note for myself. Not have any tendention or as a 'message' for any person)
Balikpapan, 23 November 2010
0 komentar:
Posting Komentar