Pesta pernikahanku hari ini berlangsung cukup lancar. Walaupun ada satu-dua halangan, akhirnya bisa diselesaikan. Dan kini, kutatapi wajah tampan suami yang sedang terlelap tidur setelah malam pertama kami. Sosok pria sempurna dan ideal d mataku. Tampan, cerdas, mapan dan bermasa depan. Tak ada orang yang menyangka kalau kami akan menjadi suami istri. Aku sendiripun tidak.
Aku bahagia bisa menjadi istrinya. Kupandangi cincin di jari tengah -tepat di samping cincin nikah-. Iitu adalah cincin milik sahabatku Astri yang meninggal dunia karena kecelakaan yang dialaminya.
Aku tersenyum puas. Terbayar sudah semua hinaan dan penindasan yang ia lakukan selama ini. Tak salah ketika aku memutuskan untuk memotong kabel di rem mobilnya. Karena sekarang aku bisa menikah dengan pria impianku- Irwan. Yang belum sampai sebulan yang lalu masih berstatus tunangannya.
Aku bahagia bisa menjadi istrinya. Kupandangi cincin di jari tengah -tepat di samping cincin nikah-. Iitu adalah cincin milik sahabatku Astri yang meninggal dunia karena kecelakaan yang dialaminya.
Aku tersenyum puas. Terbayar sudah semua hinaan dan penindasan yang ia lakukan selama ini. Tak salah ketika aku memutuskan untuk memotong kabel di rem mobilnya. Karena sekarang aku bisa menikah dengan pria impianku- Irwan. Yang belum sampai sebulan yang lalu masih berstatus tunangannya.
Balikpapan, 23102010
0 komentar:
Posting Komentar